... Akhirnya mencoba kembali untuk menulis.

Entah berapa kali saya mencoba untuk menyampaikan yang saya pikirkan. Entah itu berupa ilmu atau pun hanya brainstorming. Selalu tidak percaya diri. Entah kapan terakhir berdiskusi panjang lebar dengan teman saya. Selalu memposisikan diri saya sendiri sebagai pendengar. Kalau dipikir-pikir, menjadi tidak adil kalau mereka gak dapat hal yang bermanfaat dari saya juga.

Ada yang bilang, “Seringkali, hal-hal baik yang ada dalam diri atau hidup kita menjadi tak sama baiknya ketika itu disimpan sendiri. Seperti air yang tersimpan di sebuah ember dalam waktu yang lama, air itu akan berubah menjadi tidak sehat, menjadi tempat jentik berkembang biak dan akhirnya menjadi penyakit”.

Memang jika dipikir-pikir lagi. Hal baik itu jangan disimpan sendiri. Senyum misalnya. Senyuman itu, dalam keadaan apapun, akan selalu indah. Menjadi teduh bagi orang yang melihat, menjadi kelegaan bagi hati yang gelisah dan menjadi obat bagi sesamamu. Bahkan dalam nasehat dari nabi pun disebutkan, senyum kepada sesama itu merupakan sedekah. Kebaikan itu bisa tersebar dengan baik agar menjadi lebih baik, salah satunya melalui senyuman.

Memang hal baik itu jangan disimpan sendiri. Kecerdasan misalnya. Kecerdasan itu bisa menjadi cahaya pelita bagi siapa saja yang ingi berjalan di dalam kegelapan. Dengan kecerdasan yang kamu bagikan kepada orang lain, ilmu di dalam kepala itu tidak akan berkurang sedikit pun. Bahkan bertambah, dan terus bertambah karena berkah dan hikmah. Kebaikan itu bisa dilakukan dengan apa saja, misalnya dengan memanfaatkan kecerdasan agar banyak orang merasakan cahaya ilmu. Kebaikan, dalam bentuk apapun, tak akan sama baiknya jika hanya disimpan sendiri. Dan sering kali dikatakan,

“Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lain”.

Level keinginan menulis pun naik satu tingkat.

Gun Gun Priatna
Software Engineer, Content Writer and Founder qadrlabs.com
Related Article
Komentar

blog comments powered by Disqus